Obormenara.com, Tenggarong– Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah bersama Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) melakukan visitasi pada 5 balita warga Desa Muara Enggelam Kecamatan Muara Wis sebagai bagian dari intervensi stunting. Dalam event tersebut sekaligus dilakukan peninjauan lokasi UGD RSUD A.M. Parikesit ke gedung yang baru. Kegiatan tersebut berlangsung di RSUD A. M. Parikesit Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara pada hari Rabu (03/7/2024).
Hadir dalam event tersebut Direktur RSUD A.M. Parikesit Dr. dr. Martina Yulianti, Sp.Pd, FINASIM, M.Kes, MARS, jajaran Dinas Kesehatan, DPMD, Kecamatan Muara Wis, RSUD. A.M. Parikesit Tenggarong Seberang, 5 balita stunting beserta orang tua dan kalangan media.
Bupati Kukar Edi Damansyah dalam sesi wawancara menyampaikan hasil pengukuran serentak secara nasional yang dilaksanakan Posyandu di Desa Muara Enggelam Kecamatan Muara Wis mendeteksi terdapat 5 orang balita stunting. “Penanganannya harus dibawa ke Dokter Spesialis Anak. Ini langkah gerak cepat kami terkait penanganan stunting. Penanganan stunting di Kukar pada tahun 2023 tercatat sebesar 27%, dan tahun ini sudah menurun menjadi 17%, dan pada bulan Juni pada kegiatan pengukuran serentak kemarin sudah menurun menjadi 15%,” ujarnya.
“Dari data tersebut sudah terlihat yang balita yang rentan dan yang mengalami stunting, yang kemudian ditindak lanjuti secara fokus. Contohnya seperti yang kita lakukan pada pagi hari ini, penanganan balita stunting dari Kecamatan Muara Wis langsung dirujuk ke RSUD A. M. Parikesit Tenggarong Seberang.
“Kita rencanakan untuk membuat pilot projectnya, bagaimana penanganan langkah cepat dan optimalisasi peran sosial yang sudah berjalan. Kasus stunting harus ditangani dengan intervensi tersendiri dan melibatkan banyak pihak. Para orang tua perlu diedukasi langkah-langkah memberikan makanan pendamping maupun makanan tambahan lokal,” jelasnya.
Bupati Kukar Edi Damansyah berharap di tahun 2025 nanti stunting di Kukar menjadi zero. “Saya mohon peran warga masyarakat dan orang tua setelah terintervensi dapat lebih fokus dalam menangani balita stunting. Kita juga akan melibatkan petugas Penyuluh KB yang berada di tingkat Desa yang akan dikoordinasi Ketua PKK di tingkat Desa dan Kecamatan,” imbuhnya.
Direktur RSUD A.M. Parikesit Dr. dr. Martina Yulianti, Sp.Pd, FINASIM, M.Kes, MARS menyampaikan, “Bupati sendiri sudah turun tangan dan terjun langsung. Bupati sudah sangat memahami seperti apa alur dan kondisi pada penanganan stunting ini. Kami optimis dengan komitmen Bupati bahwa stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat segera diturunkan lebih banyak lagi dan bahkan pada level zero,” jelasnya.(Kominfokukar).